Minggu, 12 April 2020

Kaidah Kebahasaan Teks “Siklus Hidrologi”

Bahasa Indonesia mempunyai ciri-ciri umum dan kaidah-kaidah pokok tertentu yang membedakannya dengan bahasa-bahasa lainnya di dunia ini, baik bahasa asing maupun bahasa daerah. Dengan ciri-ciri umum dan kaidah-kaidah pokok ini dapat dibedakan mana bahasa Indonesia dan mana bahasa asing atau bahasa daerah. Kaidah kebahasaan merupakan aturan-aturan atau patokan yang berlaku dalam suatu bahasa. Kaidah kebahasaan teks siklus hidrologi dapat diartikan aturan atau patokan bahasa yang harus dipenuhi dalam penulisan teks eksplanasi siklus hidrologi.

Teks ini memiliki ciri bahasa yang bisa membedakan dengan teks yang lain. Untuk dapat memahami teks eksplanasi, terlebih dahulu mengetahui ciri kebahasaan teks eksplanasi tersebut. Beberapa ciri teks bahasa eksplanasi antara lain, pertama teks eksplanasi memfokuskan pada hal umum (generic), bukan partisipan manusia, misalnya gempa bumi, banjir, hujan, dan udara. Kedua, teks eksplanasi dimungkinkan menggunakan unsur serapan.

Ketiga teks eksplanasi menggunakan konjungsi eksternal dan konjungsi internal. Konjungsi eksternal merupakan konjungsi yang menghubungkan dua peristiwa, deskripsi benda, atau kualitas di dalam klausa kompleks atau antara dua klausa simpleks. Sedangkan konjungsi internal adalah konjungsi yang menghubungkan argumen atau ide yang terdapat di antara dua klausa simpleks atau dua kelompok klausa. Terakhir, pada teks eksplanasi hubangan sebab-akibat dapat dinyatakan dengan banyak cara, baik dengan konjungsi, kata kerja, maupun kata benda.. Untuk lebih memahami teks tersebut berikut ini adalah struktur teks "Siklus Hidrologi".

Semua makhluk hidup di bumi membutuhkan air. Manusia, tumbuhan, dan hewan membutuhkan air agar bisa hidup. Tanaman akan tumbuh subur jika mendapatkan cukup air. Air merupakan sumber daya yang terbarukan dan dinamis. Sumber utama air yang berupa hujan akan selalu datang sesuai dengan waktu atau musimnya sepanjang tahun.
kaidah pokok tertentu yang membedakannya dengan bahasa Kaidah Kebahasaan Teks “Siklus Hidrologi”
No.Struktur TeksPeristiwa
1.Pernyataan
Umum
Jumlah air di alam ini tetap dan mengikuti suatu aliran yang dinamakan siklus hidrologi. Siklus hidrologi adalah sirkulasi air yang tidak pernah berhenti dari atmosfer ke bumi dan kembali ke atmosfer melalui evaporasi, kondensasi, dan presipitasi.
2.Urutan Sebab-
Akibat
Akibat panas matahari, air di permukaan bumi berubah wujud menjadi gas/uap dalam proses evaporasi. Evaporasi bisa terjadi melalui air (sungai, embung, reservoir, waduk, dan air laut) dan tanaman. Tanaman menyerap air melalui akar. Energi panas matahari menyebabkan air di dalam tanaman keluar dengan wujud uap. Proses pengambilan air oleh akar tanaman dan penguapan dari dalam tanaman disebut transpirasi
3.Urutan Sebab-AkibatKarena perbedaan temperatur di atmosfer, uap berubah menjadi air. Temperatur yang berada di bawah titik beku (freezing point) mengakibatkan kristal-kristal es terbentuk. Butir-butir air terjadi karena tetesan air kecil (tiny droplet) yang timbul akibat kondensasi berbenturan dengan tetesan air lainnya dan terbawa oleh gerakan udara. Adanya gravitasi menyebabkan butir-butir air itu turun ke bumi dan disebut dengan hujan atau presipitasi. Bila temperatur udara turun sampai di bawah 0º Celcius, butiran air akan berubah menjadi salju
4.Urutan Sebab-AkibatKetika sampai ke bumi, air hujan mengalir dan bergerak dari daerah yang tinggi ke daerah yang rendah. Aliran air ini disebut aliran permukaan tanah karena bergerak di atas muka tanah. Aliran ini akan memasuki daerah tangkapan atau daerah aliran menuju ke sistem jaringan sungai, sistem danau, atau waduk. Dalam sistem sungai aliran mengalir mulai dari sistem sungai kecil ke sistem sungai yang besar dan akhirnya menuju mulut sungai atau sering disebut estuary, yaitu tempat bertemunya sungai dengan laut.

Bahasa Indonesia menyerap unsur dari pelbagai bahasa, baik dari bahasa daerah maupun bahasa asing. Salah satunya adalah unsur serapan yang merupakan kata atau unsur bahasa asing yang cara pengucapan dan penulisannya sudah mengalami penyesuaian atau perubahan (pemaknaan) sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia.

Unsur serapan dalam bahasa Indonesia dapat dibagi menjadi dua kelompok besar. Pertama, unsur asing yang belum sepenuhnya terserap ke dalam bahasa Indonesia, seperti titik beku. Unsur serapan tersebut dipakai dalam konteks bahasa Indonesia, tetapi cara pengucapan dan penulisannya masih mengikuti cara asing. Kedua, unsur asing yang penulisan dan pengucapannya disesuaikan dengan kaidah bahasa Indonesia, seperti hidrologi. Beberapa contoh kata serapan yang terdapat dalam teks siklus hidrologi antara lain sebagai berikut.
No.IstilahMakna
1.hidrologiIlmu tentang air di bawah tanah, keterdapatannya, peredaran dan sebarannya, persifatan kimia dan fisikanya, reaksi dengan lingkungan, termasuk hubungannya dengan makhluk hidup.
2.presipitasiProses pengendapan, baik dari dalam larutan maupun dari udara permukaan ke permukaan bumi.
3.evaporasiProses yang terjadi apabila jumlah molekul yang keluar dari permukaan lebih besar dari pada jumlah yang kembali ke permukaan air.
4.transpirasiPelenyapan uap air dari permukaan daun tumbuhan melalui proses biokimia dan nonkimia.
5.kondensasiPerubahan uap air atau benda gas menjadi benda cair pada suhu udara di bawah titik embun.
6.gravitasiKekuatan (gaya) tarik bumi; proses gaya tarik bumi; gaya berat suatu benda.
7.retensiPenyimpanan; penahanan; Penahanan terus menerus zat dalam tubuh yang secara normal seharusnya di keluarkan.
8.temperaturPanas dinginnya badan atau hawa; suhu.
9.energiKemampuan untuk melakukan kerja (misalnya untuk energi listrik dan mekanika); daya (kekuatan) yang dapat digunakan untuk melakukan berbagai proses kegiatan, misalnya dapat merupakan bagian suatu bahan atau tidak terikat pada bahan (sepert siniar matahari).

Istilah yang terdapat di atas merupakan istilah bahasa Indonesia yang diserap dari bahasa asing. Istilah tersebut diserap dengan mengubah beberapa huruf di akhir kata. Coba temukan lagi istilah asing yang terdapat pada teks “Siklus Hidrologi” yang diserap langsung sesuai dengan bahasa aslinya!
No.IstilahMakna
1.Freezing PointTitik beku
2.Tini DropletAir kecil
3.EstuaryTempat bertemunya sungai dengan laut

Konjungsi
Perhatikan paragraf kedua kalimat ketiga “Ketika temperatur berada di bawah titik beku (freezing point) Kristal es terbentuk.” Kata ketika dalam kalimat tersebut mengandung konjungsi sebab-akibat. Setiap bahasa mempunyai bentuk konjungsi yang berbeda-beda. Akan tetapi, pada umumnya berdasarkan peran dan fungsi konjungsi, setiap bahasa mempunyai dua jenis konjungsi, yaitu konjungsi eksternal dan konjungsi internal.

Konjungsi Eksternal
Konjungsi eksternal merupakan konjungsi yang menghubungkan dua peristiwa, deskripsi benda, atau kualitas di dalam klausa kompleks atau antara dua klausa simpleks. Konjungsi internal merupakan konjungsi yang menghubungkan argumen atau ide yang terdapat di antara dua klausa simpleks atau dua kelompok klausa.

Konjungsi eksternal mempunyai empat kategori makna, yaitu penambahan (contoh: dan, atau), perbandingan (contoh: tetapi, sementara), waktu (contoh: setelah, sebelum, sejak, ketika), dan sebab-akibat (contoh: sehingga, karena, sebab, jika, walaupun, meskipun).

Konjungsi Internal
Konjungsi internal adalah konjungsi yang menghubungkan argumen atau ide yang terdapat di antara dua klausa simpleks atau dua kelompok klausa.. Konjungsi internal juga dapat dibagi ke dalam empat kategori makna, yaitu penambahan (contoh: selain itu, di samping itu, lebih lanjut), perbandingan (contoh: akan tetapi, sebaliknya, sementara itu, di sisi lain), waktu (contoh: pertama, kedua ...., kemudian, lalu, berikutnya), dan sebab-akibat (contoh: akibatnya, sebagai akibat, jadi, hasilnya).

Di dalam teks penggunaan konjungsi eksternal dan internal sering berhubungan dengan genre (jenis teks) yang digunakan. Konjungsi internal paling sering digunakan di dalam genre eskposisi, diskusi, atau eksplorasi. Hal ini terjadi karena ketiga genre tersebut secara utuh merupakan ekspresi pengungkapan gagasan dengan argumentasi. Di pihak lain, konjungsi eksternal banyak digunakan pada genre laporan, deskripsi, eksplanasi, rekon, dan prosedur. Hal ini terjadi karena kelima genre itu merupakan pengungkapan deksripsi peristiwa dan kualitas.

Setelah memahami penjelasan tentang konjungsi, tugas kalian adalah mencari contoh lain konjungsi dalam teks. Isilah kolom ini setelah kalian menemukan contoh konjungsi yang digunakan dalam teks “Siklus Hidrologi” tersebut. Beri tanda silang (X) jika konjungsi eksternal yang dimaksud tidak terdapat dalam teks.
No.Konjungsi EksternalContoh
1.penambahan
  1. Jumlah air di alam ini tetap dan mengikuti suatu aliran yang dinamakan siklus hidrologi.
  2. Siklus hidrologi adalah sirkulasi air yang tidak pernah berhenti dari atmosfer ke bumi dan kembali ke atmosfer melalui evaporasi, kondensasi, dan presipitasi.
  3. Proses pengambilan air oleh akar tanaman dan penguapan dari dalam tanaman disebut transpirasi
  4. Butir-butir air terjadi karena tetesan air kecil (tiny droplet) yang timbul akibat kondensasi berbenturan dengan tetesan air lainnya dan terbawa oleh gerakan udara. 
  5. Adanya gravitasi menyebabkan butir-butir air itu turun ke bumi dan disebut dengan hujan atau presipitasi.
  6. Ketika sampai ke bumi, air hujan mengalir dan bergerak dari daerah yang tinggi ke daerah yang rendah.
  7. Dalam sistem sungai aliran mengalir mulai dari sistem sungai kecil ke sistem sungai yang besar dan akhirnya menuju mulut sungai atau sering disebut estuary, yaitu tempat bertemunya sungai dengan laut.
  8. Aliran ini akan memasuki daerah tangkapan atau daerah aliran menuju ke sistem jaringan sungai, sistem danau, atau waduk. 
2.perbandinganBencana banjir dapat diketahui prediksi awal terjadinya dan kapan berakhirnya sementara bencana kekeringan tidak bisa diketahui secara pasti awal dan kapan bencana ini berakhir.(X)
3.waktuKetika sampai ke bumi, air hujan mengalir dan bergerak dari daerah yang tinggi ke daerah yang rendah.
4.sebab-akibat
  1. Karena perbedaan temperatur di atmosfer, uap berubah menjadi air. 
  2. Butir-butir air terjadi karena tetesan air kecil (tiny droplet) yang timbul akibat kondensasi berbenturan dengan tetesan air lainnya dan terbawa oleh gerakan udara. 
  3. Aliran air ini disebut aliran permukaan tanah karena bergerak di atas muka tanah.
No.Konjungsi InternalContoh
1.penambahanPresiden mengumumkan harga BBM akan kembali turun lebih lanjut beliau juga memastikan tarif angkutan umum akan kembali pada tarif normal.(X)
2.perbandinganSaat harga BBM turun  sebaliknya harga bahan pokok masih melambung tinggi.(X)
3.waktuPertama tanah di sekitar tebing itu retak kemudian amblas sedalam 1 meter.(X)
4.sebab-akibatSetelah berjuang mengevakuasi korban longsor hasilnya tim SAR menemukan 3 korban yang tertimbun.(X)

Hubungan sebab akibat dapat dinyatakan dengan banyak cara, baik dengan konjungsi, kata kerja, maupun kata benda. Perhatikan contoh berikut.
Hubungsan Sebab-AkibatContoh
(a) dengan konjungsiButir-butir air turun ke bumikarenagravitasi.
(b) dengan kata kerjaButir-butir air turun ke bumidisebabkan olehgravitasi.
Gravitasimenyebabkanbutir-butir air turun ke bumi.
(c) dengan kata bendaPenyebabbutir-butir air turun ke bumiadalah gravitasi

“Akibat panas matahari, air di permukaan bumi berubah wujud menjadi gas/uap dalam proses evaporasi.”
Hubungsan Sebab-AkibatContoh
(a) dengan konjungsiAir dipermukaan bumi berubah wujudkarenaevaporasi.
(b) dengan kata kerjaAir dipermukaan bumi berubah wujuddisebabkan olehevaporasi.
EvaporasimenyebabkanAir dipermukaan bumi berubah wujud
(c) dengan kata bendaPenyebabAir dipermukaan bumi berubah wujudadalah evaporasi.

“Akibat panas matahari, air di permukaan bumi berubah wujud menjadi gas/ uap.”
Hubungsan Sebab-AkibatContoh
(a) dengan konjungsiAir dipermukaan bumi berubah wujudkarenapanas matahari.
(b) dengan kata kerjaAir dipermukaan bumi berubah wujuddisebabkan olehpanas matahari.
Panas mataharimenyebabkanAir dipermukaan bumi berubah wujud
(c) dengan kata bendaPenyebabAir dipermukaan bumi berubah wujudadalah panas matahari.

“Karena perbedaan temperatur di atmosfer, uap berubah menjadi air.”
Hubungsan Sebab-AkibatContoh
(a) dengan konjungsiUap berubah menjadi airkarenaperbedaan temperatur.
(b) dengan kata kerjaUap berubah menjadi airdisebabkan olehperbedaan temperatur.
Perbedaan temperaturmenyebabkanuap berubah menjadi air.
(c) dengan kata bendaPenyebabuap berubah menjadi airadalah perbedaan temperatur.