Memikirkan Model Belajar Mengajar
Inteligensi yang merupakan salah satu faktor yang menandai perbedaan individual amatlah berpengaruh terhadap tingkah laku guru, penentuan metode, dan pengelompokkan siswa dalam belajar.
Beberapa faktor tentang pengaruh inteligensi terhadap variabel-variabel model belajar mengajar;
Inteligensi yang merupakan salah satu faktor yang menandai perbedaan individual amatlah berpengaruh terhadap tingkah laku guru, penentuan metode, dan pengelompokkan siswa dalam belajar.
Beberapa faktor tentang pengaruh inteligensi terhadap variabel-variabel model belajar mengajar;
- Pengungsian intelektual harus dipertimbangkan berdasarkan konteks kebudayaan dan subkultur di mana fungsi intelektual itu terjadi.
- Kegagalan dan keberhasilan siswa di sekolah berpengaruh bagi kehidupan siswa pada masa dewasanya. Karena itu, guru harus peka terhadap tingkat kemampuan intelektual yang mereka perlukan di lingkungan sekolah dan juga untuk kenaikan kelas.
- Sering terjadi anggapan salah, bahwa kegagalan orientasi merupakan kekurangmampuan kapasitas intelektualnya. Stail kognitif merupakan salah satu faktor yang penting bagi interaksi guru siswa dan juga bagi pemilihan metode. Makin banyak guru tahu tentang stail kognitif, maka keuntungannya sebagai berikut;
- Dapat dikembangkan materi khusus dan disusunlah menjadi naskah bahan pelajaran.
- Prosedur yang harus ditempuh oleh beberapa anak tertentu.
Perencanaan yang didasari pada stail kognitif ini contoh atau gambaran yang cukup jelas tentang bagaimana perbedaan individu, melalui modifikasi, bisa membuahkan proses belajar mengajar yang ekfektif.
Reaksi Terhadap Situasi Baru
Siswa memiliki bermacam-macam reaksi terhadap hal-hal baru. Reaksi itu dapat berpengaruh terhadap penyesuaian kehadirannya di dalam kelas pada tahun-tahun pertama. Yang perlu diperhatikan oleh guru berkenaan dengan reaksi siswa terhadap hal-hal baru adalah sebagai berikut;
- Apakah siswa hanya menerima situasi baru itu dan juga cara belajar baru itu sebagai tantangan.
- Apakah siswa itu hanya lamban pada tahap awal saja.
- Apakah siswa tertentu selalu panik pada setiap instruksi (pelajaran) baru dan situasi baru.
Biasanya guru tertarik pada antusiasme awal dari beberapa orang siswanya dan menganggap semua siswanya bersikap seperti itu. Jika tidak demikian, maka guru itu mengira mereka agak kurang kemampuan intelektualnya, atau bahkan mereka dianggap tidak mampu mengerjakan tugas-tugas baru. Kepekaan terhadap reaksi siswa pada situasi baru mungkin bisa mengubah evaluasi guru terhadap siswa, menolong mencegah kesulitan guru, dan memudahkan belajar.
Demikianlah ulasan mengenai “Memikirkan Model Belajar Mengajar dan Reaksi Terhadap Situasi Baru”, yang pada kesempatan ini dapat dibahas dengan singkat. Semoga bermanfaat bagi para pengunjung dan pembaca. Terima kasih!
*Rajinlah belajar demi Bangsa dan Negara, serta jagalah kesehatanmu!
*Semoga anda sukses!